Hallooo, saya kembali lagi dengan materi yang baruu.... mau tau tentang apaaa?? Materi kali ini yaitu tentang Konfigurasi Routing Dasar, OSPF, BGP, dan RIP di Cisco Packet Tracer. Ada yang penasaran?? yuk.. simakk yah

1. Konfigurasi Routing Dasar 
Anda ingin belajar bagaimana cara mengkonfigurasi router cisco? jangan khawatir , kali ini saya akan memberikan sedikit pengalaman tentang bagaimana mengkonfigurasi router cisco. Namun pada kesempatan ini saya hanya akan membahas tentang konfigurasi dasar, yaitu konfigurasi yang umumnya dilakukan oleh seorang administrator. 
Untuk mengkonfigurasi router dilakukan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah, membangun sesi console. Sesi console dibentuk dengan menghubungkan port console yang ada pada router dengan port COM 1 yang ada pada PC. 


Setelah sesi console terbentuk, selanjutnya mengaktifkan terminal emolusi, yang lazim digunakan pada Sistem Operasi windows adalah hyperterminal Aktifkan hyperterminal, pastikan port yang dipilih adalah COM1, lalu konfigurasi : 
• Bits per second : 9600 bps 
• Data bits: 8 
• Parity : none 
• Stop bits:1 
• Flow control : none
Kemudian hidupkan router (power on), router akan melakukan proses boot up, setelah proses boot up selesai router akan menampilkan pesan “Would you like enter initial configuration dialog?” sebaiknya jawab “no”. lalu router menampilkan pesan “Press return to get start”. Untuk memulai kita tekan tombol “Enter”. Pada router yang belum dikonfigurasi maka router akan menampilkan prompt “router>” yang menandakan kita berada pada modus operasi user EXEC.
untuk memulai konfigurasi ketikan “enable” seperti contoh berikut :
Router> enable 

Router#
Saat ini kita telah berada pada modus operasi privilege EXEC, konfigurasi biasanya dilakukan pada modus global configuration, artinya konfigurasi yang dilakukan pada modus ini akan mempengaruhi seluruh sistem. Kalau sebelumnya kita berada pada modus privillege EXEC maka untuk beralih ke modus global configuration perintahnya adalah:
Router#config terminal atau
Router#conf t
Beberapa konfigurasi dasar yang perlu dilakukan adalah : 
A. Hostname
Fungsinya adalah untuk memberi nama pada router
syntax : 
router(config)#hostname nama router yang diinginkan
misal nama router yang diinginkan adalah cisco, maka bentuk perintahnya
router(config)#hostname cisco
cisco(config)#

B. Enable Password
Fungsinya untuk mengaktifkan password pada perintah enable
syntax :
cisco(config)#enable password kata-password yang diiinginkan
misal kata-password yang diinginkan adalah cisco, maka bentuk perintahnya 
cisco(config)#enable password cisco
 
C. Enable Secret 
Fungsinya untuk mengaktifkan kata secret pada perintah enable, fungsinya sama dengan perintah enable password, namun enable secret memiliki prioritas yang lebih tinggi dan kata secret dalam bentuk terenkripsi.
syntax :
cisco(config)#enable secret kata-secret yang diinginkan
misal kata secret yang diinginkan adalah class, maka bentuk perintahnya adalah
cisco(config)#enabel secret class

D. Line Console 
Mengaktifkan password pada line console, agar hanya orang yang mengetahui/ memiliki password saya yang bisa mengakses router melalui line console. Router hanya memiliki 1 buah line console.
syntax : 
cisco(config)#line console 0 
cisco(config-line)#password kata-password yang diinginkan 
cisco(config-line)#exec-timeout 5 
cisco(config-line)#login

E. Line Auxiliary 
Mengaktifkan password pada line aux, agar hanya orang yang mengetahui/ memiliki password saya yang bisa mengakses router melalui line aux. Router hanya memiliki 1 buah line aux.
syntax : 
cisco(config)#line aux 0 
cisco(config-line)#password kata-password yang diinginkan  
cisco(config-line)#exec-timeout 5 
cisco(config-line)#login

F. Line Virtual Terminal 
Mengaktifkan password pada line virtual terminal, agar hanya orang yang mengetahui/ memiliki password saya yang bisa mengakses router melalui line virtual terminal. Router hanya memiliki 5 buah line virtual terminal (vty).
syntax : 
cisco(config)#line vty 0 4 
cisco(config-line)#password kata-password yang diinginkan 
cisco(config-line)#exec-timeout 5 
cisco(config-line)#login

2. Konfigurasi Routing OSPF
Routing OSPF (Open Shortest Path First) termasuk salah satu jenis dari routing dinamis. OSPF merupakan protokol routing yang bersifat IGRP atau Interior Gateway Routing Protocol yang bekerja pada jaringan internal sebuah organisasi maupun perusahaan. Jaringan internal yang dimaksud ini yaitu anda memiliki hak sebagai administrator yang mengatur dan memodifikasi jaringan tersebut.
OSPF juga merupakan protokol routing yang berstandar terbuka. Yang artinya siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel, dan dapat diimplementasikan dimana pun. Routing OSPF menggunakan konsep hierarki routing, artinya membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan dijuwudkan dengan sistem pengelompokan area. 

Langkah – langkah konfigurasi routing OSPF di Cisco Packet Tracer 
  1. Bukalah Cisco Packet Tracer 
  2. Buat Topologi-nya seperti di bawah ini



  3. Tambahkan IP di setiap PC. Caranya klik pada PC->Desktop->IP Configuration


  4. Tambahkan IP di setiap route Caranya klik pada Router->CLI


Router 0 :
>en => masuk ke router
#conf t => masuk menu konfigurasi
#int gig0/0 => konfigurasi interface gigabit ethernet 0/0 
#ip add 192.168.11.2 255.255.255.0 => menambahkan ip dan   subnet pada interface gig0/0
#no sh => mengaktifkan interface
#int gig0/1 => konfigurasi interface gigabit ethernet 0/1 
#ip add 172.16.10.1 255.255.255.252 => menambahkan ip dan subnet pada interface gig0/1
#no sh => mengaktifkan interface

lakukan hal sama seperti di atas di router 1   
Router1 :
->en => masuk ke router
#conf t => masuk menu konfigurasi
#int gig0/0 => konfigurasi interface gigabit ethernet 0/0 
#ip add 192.168.22.2 255.255.255.0 => menambahkan ip dan subnet pada interface gig0/0
#no sh => mengaktifkan interface
#int gig0/1 => konfigurasi interface gigabit ethernet 0/1 
#ip add 172.16.10.2 255.255.255.252 => menambahkan ip dan subnet pada interface gig0/1
#no sh => mengaktifkan interface

  5. Konfigurasi pada router 
Konfigurasi OSPF minimal terdiri dari dua langkah yakni mengaktifkan routing ospf pada router kemudian mengadvertise network yang terhubung secara langsung ke router. 
Perintah untuk mengaktifkan routing ospf :
#routing ospf [proces_id]
*Untuk process id pada setiap router tidak harus sama* 

Perintah untuk mengadvertise network yang terhubung :
#network [network_address] [wildcard_mask] [area]
*Routing OSPF wajib menggunakan wildcard mask. Untuk area bisa menggunakan area 0(area backbone) karena kita konfigurasi ospf single area

  6. Masuk ke CLI pada router 

Router 0 :


Router 1 :



  7. Lalu, kirim pesan beberapa kali, jika yang pertama kemungkinan failed tapi selanjutnya akan sukses 



3.  Routing BGP  
Routing BGP atau Border Gateway Protocol adalah salah satu jenis protokol routing dinamis. BGP digunakan untuk koneksi antar Autonomous System (AS). BGP merupakan salah satu jenis routing yang sering digunakan oleh ISP besar. BGP termasuk dalam kategori routing protokol jenis EGP atau Exterior Gateway Protocol. BGP memiliki skalabilitas yang tinggi karena dapat melayani pertukaran routing pada organisasi-organisasi besar. Karena itulah BGP sering dikenal dengan routing protokol yang sangat kompleks. Semisal ingin membuat jaringan ISP besar maka dalam hal ini kita menggunakan routing BGP untuk menghubungkan antar router. 

Langkah-langkah Konfigurasi Routing BGP di Cisco Packet Tracer :
  1. Bukalah Cisco Packet Tracer 
  2. Buat topologinya terlebih dahulu, saya membuat topologinya seperti di bawah ini


  3. Tambahkan ip address pada PC. Caranya klik pada PC->Desktop->IP Configuration

Konfigurasi PC 0 :


Konfigurasi PC 1 :



  4. Tambahkan IP di setiap routerCaranya klik pada Router->CLI 

Konfigurasi Router 0 :


Router 0 :
>en => masuk ke router
#conf t => masuk menu konfigurasi
#int gig0/0 => konfigurasi interface gigabit ethernet 0/0 
#ip add 20.20.20.1 255.255.255.252 => menambahkan ip dan subnet pada interface gig0/0
#no sh => mengaktifkan interface
#int gig0/1 => konfigurasi interface gigabit ethernet 0/1 
#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0 => menambahkan ip dan subnet pada interface gig0/1
#no sh => mengaktifkan interface

Konfigurasi Router 1 :


Router 1 : 
>en => masuk ke router
#conf t => masuk menu konfigurasi
#int gig0/0 => konfigurasi interface gigabit ethernet 0/0 
#ip add 20.20.20.2 255.255.255.252 => menambahkan ip dan subnet pada interface gig0/0
#no sh => mengaktifkan interface
#int gig0/1 => konfigurasi interface gigabit ethernet 0/1 
#ip add 172.16.10.2 255.255.255.0 => menambahkan ip dan subnet pada interface gig0/1
#no sh => mengaktifkan interface 

  5. Konfigurasi BGP pada router
Konfigurasi Router 0 :


Router 0 :
#router bgp 100 membuat AS BGP dengan nomor 100
#neighbor 20.20.20.2 remote-as 200 => mendaftarkan ip address dari interface router tetangga yang terhubung langsung dengan router yang AS nya diset 200
#network 192.168.1.0 mask 255.255.255.0 => Menetukan network address yang di advertise oleh BGP

Konfigurasi Router 1


Router 1 :
#router bgp 200 membuat AS BGP dengan nomor 200
#neighbor 20.20.20.2 remote-as 100 => mendaftarkan ip address dari interface router tetangga yang terhubung langsung dengan router yang AS nya diset 100
#network 172.16.10.0 mask 255.255.255.0 => Menetukan network address yang di advertise oleh BGP
Keterangan: neighbor 20.20.20.1 up maksudnya router sudah bisa terkoneksi dengan router lain. 

  6. Selanjutnya pengecekan, coba ping dari PC0->PC1 dan PC1->PC0




4. Konfigurasi Routing RIP 
Sebagai pembukaan di lab dynamic routing ini saya kan mulai dengan lab RIP(Routing Information Protocol ). Sebenarnya Routing RIP ini sudah jarang digunakan karena dia pemilihan jalur berdasarkan jarang lompatan terdekat, dan tidak mempedulikan bandwidth, ditambah lagi maksimal next hop nya cuma 15 Next Hop. Tapi disini saya ingin menjelaskan saja bagaimana cara konfigurasi Routing RIP ini agar setidak nya kalian tau tentang RIP ini.

Alat dan bahan
  1. Cisco Packet Tracer yang sudah diinstall di laptop atau komputer 



  2. Lalu,  kita akan setting IP pada setiap Router 

Konfigurasi IP Router 0 
Router(config)#interface fastEthernet 0/0 
Router(config-if)#ip address 192.168.20.2 255.255.255.248 
Router(config-if)#no shutdown  
Router(config)#interface fastEthernet 0/1 
Router(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.248 
Router(config-if)#no shutdown  

Konfigurasi IP Router 1  
Router(config)#interface fastEthernet 0/0 
Router(config-if)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.248 
Router(config-if)#no shutdown  
Router(config)#interface fastEthernet 0/1 
Router(config-if)#ip address 192.168.30.1 255.255.255.248 Router(config-if)#no shutdown  

Konfigurasi IP Router 2  
Router(config)#interface fastEthernet 0/1 
Router(config-if)#ip address 192.168.40.1 255.255.255.248 
Router(config-if)#no shutdown  
Router(config)#interface fastEthernet 0/0 
Router(config-if)#ip address 192.168.30.2 255.255.255.248 
Router(config-if)#no shutdown
 
  3. Kemudian Kita akan masuk untuk konfigurasi RIP pada setiap Router. Kali ini kita akan menggunakan RIP versi 2 .

Konfigurasi RIP Router 0 
Pada konfigurasi kali ini tambahkan network yang terhubung ke Router 0.  
Router(config)#router rip 
Router(config-router)#version 2 
Router(config-router)#network 192.168.10.0 
Router(config-router)#network 192.168.20.0 
Router(config-router)#no auto-summary 
 
Konfigurasi RIP Router 1 
Pada konfigurasi kali ini tambahkan network yang terhubung ke Router 1.  
Router(config)#router rip 
Router(config-router)#version 2 
Router(config-router)#network 192.168.20.0 
Router(config-router)#network 192.168.30.0 
Router(config-router)#no auto-summary
  
Konfigurasi RIP Router 2 
Pada konfigurasi kali ini tambahkan network yang terhubung ke Router 2.  
Router(config)#router rip 
Router(config-router)#version 2 
Router(config-router)#network 192.168.30.0 
Router(config-router)#network 192.168.40.0 
Router(config-router)#no auto-summary  

  4. Kemudian Setting IP pada PC Client yang terhubung Ke Router 0 dan Router 2  

Client Router 0




Lalu, lakukan pengecekan / PING di CMD





Client Router 1




Lalu, lakukan pengecekan /PING di CMD





Sekian dari saya, bila ada kekurangan saya mohon maaf. Terimakasih sudah mau mampir di Blog saya. See u di materi selanjutnya!!! >.<


SUMBER : 
1. https://maulanashio23.blogspot.com/2017/09/konfigurasi-routing-rip-cisco-packet.html
2. http://nguprek.com/konfigurasi-routing-eigrp-di-cisco-packet-tracer/
3. http://nguprek.com/tutorial-konfigurasi-routing-ospf-di-cisco-packet-tracer/
4. https://ngajaritkj.blogspot.com/2020/04/konfigurasi-routing-ospf-bgp-rip-di.html?m=1

Konfigurasi Routing Dasar, OSPF, BGP, RIP di Cisco Packet Tracer

Posted by : Juniar Dwi Pratiwi 0 Comments

Software Softswitch, Diagram Voip, dan Konsep Kerja PBX


Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang Software Softswitch, Diagram Voip, dan Konsep Kerja PBX. Mari di simak yaa...

A.    Pengertian Softswitch


 adalah suatu alat yang mampu menghubungkan antara jaringan sirkuit dengan jaringan paket, termasuk di dalamnya adalah jaringan telpon tetap (PSTN), internet yang berbasis IP, kabel TV dan juga jaringan seluler yang telah ada selama ini.

Softswitch lebih dikenal sebagai IP-PBX. Perangkat perangkat dalam sofswitch yaitu :
§  Media Gateway Controller (MGC) yang sering disebut dengan perangkat call agent. MGC atau Call Agent adalah elemen utama softswitch, berfungsi untuk mengontrol semua sesi layanan  an komunikasi, mengatur interaksi elemen elemen jaringan yang lain, dan menjembatani jaringan dengan karakteristik yang berbeda, yakni termasuk PSTN, SS7, dan jaringan IP.
§  Aplication Server.  Application Server merupakan entitas pengeksekusi aplikasi. Peran utama Application Server adalah untuk menyediakan logika layanan dan eksekusi untuk beberapa aplikasi dan layanan, contohnya seperti features, OSS, NMS.
§  Media server 
Selain memiliki berbagai perangkat, Softswitch juga memiliki kapsitas yaitu harus mampu menangani trafik panggilan minimal 4 juta BHC (Business Hosted Communications) dan dapat pula ditambah kapsitasnya sesuai kebutuhan. Kapsitas sistem ini juga harus disdesain secara modular.

Perangakat dalam softswitch harus mampu menjamin kualitas layanan dengan batas nilai seperti pada dibawah ini :

§  One Way Delay 
§  Delay Fariation 
§  Information Loss 
§  MOS (Mean Opition Socore) 
§  Echo Cancelation 
§  Post Dial Delay 
Fitur Fitur Softswitch : 

§  Abreviated Dialing 
§  Call Forwarding 
§  Call Waiting Cancel  
§  Calling Line Indetification Presentase (CCIP) 
§  Clip On Call Waiting 
§  Conterence Call 
§  Confrex

Bagaimana Cara Kerja Softswitch ?

MGC akan bekerja di tataran pengaturan panggilannya (call control) serta call processing. MGC akan mengontrol panggilan yang masuk untuk mengetahui jenis media penggilan dan tujuannya. Dari situ, MGC akan mengirikan sinyal ke MG untuk melakukan koneksi, baik intrakoneksi jaringan sirkuit ke sirkuit atau paket ke paket maupun interkoneksi jaringan sirkuit ke paket dan sebaliknya. Jika diperlukan, MGC kan meminta MG melakukan konversi media yang sesuai dengan permintaan, atau langsung meneruskan panggilan jika tidak diperlukan konversi. 
Antara MGC dan MG sendiri akan saling berhubungan dengan protokol Megaco atau MGCP (Media Gateway Control Protocol). Sementara itu, satu MGC akan berhubungan dengan MGC yang lain, baik itu yang berada di jaringan yang sama maupun berbeda, dengan mengirimkan protokol sinyal tertentu. Untuk jaringan sirkit, MGC akan mengirimkan SS7 (Signalling System 7), sementara jika berhubungan dengan jaringan paket, maka MGC akan menggunakan H.323 atau SIP (Season Initiation Protocol). 
Sedangkan MG sendiri hanya akan bekerja sebagai converter antara jaringan sirkuit dengan jaringan paket. Di sini fungsi softswitch menjadi hanya setara dengan ‘switch analog’ dan tidak memberikan layanan yang lain. MG juga bisa bekerja di sisi pelanggan maupun penyedia layanan, dimana softwitch bukan hanya berfungsi sebagai converter, namun juga memberikan feature lebih, termasuk dial-tone tentunya. Pada posisi ini, maka softswitch akan bekerja lebih kompleks. 

Konsep Kerja Server Soft switch 

 Softswitch merupakan kumpulan dari beberapa perangkat protokol dan aplikasi yang memungkinkan perangkat-perangkat lain dapat mengakses layanan telekomunikasi atau internet berbasis jaringan IO, dimana seluruh prosesnya dilakukan dengan menjalankan software pada suatu sistem komputer. 

Cara Kerja Server Soft switch 

Ketika pelanggan gateway dan telepon Ip mengirimkan sinyal satu sama lain dalam jaringan paket dengan menggunakan protokol Ip teleponi seperti H.323 atau SIP. Setelah sinyal diterima softswitch akan mengidentifikasikan panggilan yang masuk apakah berasl dari jaringan PSTN atau Jaringan IP . Jika dipanggil menggunakan jaringan IP, softswitch akan menginstrusikan originating customer gateway dan terminating customer gateway untuk merutekan packetized voice stream secara langsung. Softswitch mengontrol pembentukan (setup) dan pemutusan (release)

  B.   Diagramcoid dan konsep kerja PBX software

1.     Pengertian PBX
PBX adalah sebuah sentral privat dengan fitur seperti sentral public yang di gunakan oleh suatu lembaga / perusahaan dalam melayani komunikasai internet perusahaan tersebut

Proses Kerja PBX Server Softswitch 


Sebuah sistem IP PBX terdiri dari satu atau lebih telepon SIP, server IP PBX dan secara opsional VOIP Gateway untuk terhubung ke jalur PSTN yang ada. 
Fungsi PBX IP server mirip dengan cara kerja proxy server: klien SIP, baik berupa software (softphone) atau perangkat keras berbasis ponsel, mendaftar ke server IP PBX, dan ketika mereka ingin membuat panggilan mereka meminta IP PBX untuk melakukan panggilan. 
IP PBX memiliki daftar semua ponsel / pengguna dan alamat yang sesuai dengan SIP mereka dan dengan demikian dapat menghubungkan panggilan internal atau rute panggilan eksternal baik melalui gateway VOIP atau penyedia layanan VOIP.

Konfigurasi Ekstensi dan Dial Plan pada Server Softswicth :

a)    Pengertian Ekstensi dan Dial Plan pada Server VoIP
Dalam sintax yang digunakan di file extensions.conf , setiap tahapan perintah dalam sebuah extension di tulis dalam format
exten = extension,priority,Command(parameter)
Kesimpulannya, sebuah "context" mempunyai nama, seperti "john". Setiap context, kita dapat mendefinisikan satu atau lebih "extension". Setiap extension, kita dapat mendefinisikan sekumpulan perintah.
Komponen yang membangun tahapan perintah extension atau command line adalah sebagai berikut :
a.       Extension adalah label dari extension, dapat berupa sebuah string (angka, huruf dan simbol yan diijinkan) atau pola yang harus di evaluasi secara dinamik untuk mencocokkan dengan banyak kemungkinan nomor telepon. Setiap command line yang menjadi bagian dari extension tertentu harus mempunyai label yang sama.
b.      Priority biasanya berupa angka integer. Merupakan urutan dari perintah yang harus dijalankan dalam sebuah extension. Perintah pertama yang akan dijalankan harus dimulai dengan prioritas 1, jika tidak ada prioritas 1 maka Asterisk tidak akan menjalankan perintah extension. Setelah prioritas 1 di jalankan, Asterisk akan menambah prioritas ke prioritas 2 dan seterusnya, tentunya jika tidak ada perintah yang menentukan prioritas mana yang selanjutnya harus dijalankan.

Jika ternyata perintah selanjutnya ternyata tidak terdefinisi maka Asterisk akan menghentikan proses menjalankan perintah walaupun masih ada perintah dengan prioritas yang lebih tinggi.
c.       Command atau perintah adalah "aplikasi" yang akan di jalankan oleh Asterisk.
d.      Parameter adalah parameter yang harus diberikan kepada sebuah command. Tidak semua command / perintah membutuhkan parameter, beberapa perintah dapat dijalankan tanpa parameter.
e.       Dial Plan berfungsi sebagai routing panggilan antar ekstensi, baik yang berada dalam satu IP-PBX (lokal) maupun antar IP-PBX, atau biasa disebut dial trunk. Dalam Asterisk, Dial Plan diprogram dalam satu file yang bernama extensions.conf. 

Secara umum, setiap ekstensi dalam Asterisk merujuk pada user tertentu yang ter-register ke Asterisk tersebut sehingga biasanya nomor ekstensi sama dengan id user.

Konfigurasi Ekstensi dan Dial Plan pada Server VoIP

Dial antar ekstensi pada IP-PBX
[voipkn] -->> seluruh dial plan di bawah ini hanya berlaku bagi context ‘voipkn’
exten =>101,1,Dial(SIP/101,20) -->> Dial ext 101 dengan protokol SIP, time out 20 detik
exten =>101,2,Hangup -->> setelah timeout dilakukan hangup
exten =>102,1,Dial(SIP/102,20)
exten =>102,2,Hangup

b)    Pengertian dan Proses kerja PBX pada server softswitch
PBX atau private branch exchange adalah penyedia layanan telepon yang melayani pertukaran telepon dengan pusat di dalam suatu perusahaan, dan menjadi penghubung antara telepon dari publik ke telepon perusahaan atau jaringan telepon dari perusahaan ke anak perusahaan lainnya di area yang lebih luas atau untuk publik.
PBX menghubungkan antara telepon dalam perusahaan dengan jaringan internal dan menghubungkan juga telepon dalam perusahaan dengan jaringan telepon publik (PSTN – public switched telephone network) melalui trunk, yaitu penghubung jalur komunikasi antara pengirim dengan penerima melalui central office). 
Jaringan ini menggabungkan telepon dengan faksimile, modem, dan hal lain yang menjadi perpanjangan dari kemampuan PBX sistem melalui trunk. Oleh karena itu, telepon dengan sistem PBX tidak hanya berfungsi untuk kegiatan telepon, namun juga dapat mengirim fax atau modem akses internet.
Awalnya, keuntungan utama dengan sistem PBX ini adalah penghematan biaya pada panggilan telepon internal; dan menghindari ‘tabrakan’ jaringan telepon internal dalam suatu perusahaan. Dari sinilah, PBX mulai dikembangkan dan popular. 
Layanan awal yang disediakan PBX sistem tidak mencakup hunt groups, call forwading, dan extension dialing (misal: 4632). Barulah pada tahun 1960, PBX disimulasikan dan kemudian dikenal dengan sistem Centrex. Centrex juga melayani fitur serupa dengan PBX yang berasal dari pusat jaringan telepon.
PBX dibedakan dari ‘sistem kunci’ yang dilakukan pengguna secara manual ketika ia menekan nomor tujuan. Maka dari itu, secara otomatis PBX akan menuju jalur sesuai dengan nomor yang dituju pengguna. 
Sistem ini disebut dengan Hybrid systems. ‘Sistem kunci ini dibuat dengan memilih jalur keluar khusus dengan menekan nomor eksternal. Namun, sistem PBX memiliki kode telepon untuk menghubungkan satu saluran dengan saluran luar (DDCO – direct dial central office), dan diikuti dengan nomor eksternal. 
Sistem PBX memungkinkan pengguna untuk melakukan panggilan telepon secara internal dan eksternal dengan menggunakan kode telepon yang telah terdaftar di Central Office maupun di DDCO.
Sejarah 
Istilah PBX pertama kali diterapkan ketika pergantian jaringan ke operator dalam perusahaan dilakukan. Secara otomatis, sistem pergantian elektromekanis dan beralih ke elektronik menggantikan sistem manual, PABX (private automatic branch exchange) dan PMBX (private manual branch exchange) yang digunakan untuk membedakan keduanya dengan sistem PBX. 
Sekarang ini istilah PBX sudah dikenal luas. Istilah PBX sudah digunakan untuk menggambarkan layanan telepon, seperti pergantian telepon sistem in-house, baik untuk cakupan privat area, penyebaran yang lebih luas, ataupun pertukaran jaringan telepon lainnya.
Sejak tahun 1990-an, terdapat dua perkembangan signifikan yang menyebabkan munculnya jenis baru sistem PBX. Salah satu perkembangan tersebut adalah besarnya pertumbuhan jaringan data dan meningkatnya pemahaman publik mengenai packet switching. 
Perusahaan tidak hanya membutuhkan packet switched pada jaringan untuk data saja, perkembangannya perusahaan juga membutuhkan ketersediaan internet sebagai sistem pengiriman global pada satu sistem telepon. 
PBX kemudian muncul dan melahirkan VoIP PBX yang menjadikan komunikasi semakin menarik. Secara teknis, PBX dan VoIP PBX bukanlah sistem berbeda. Cakupan PBX yang begitu luas, kadang sulit untuk dipahami. VoIP PBX merupakan sistem layanan khusus dalam jaringan telepon.
Faktor lainnya yang turut melahirkan sistem PBX adalah ide fokus pada kompetensi inti. Layanan PBX cenderung sulit untuk mengatur perusahaan-perusahaan kecil karena tidak ada kompetensi inti dalam penanganan telepon di dalam perusahaan tersebut. Pertimbangan ini memunculkan konsep host PBX. 
Dalam host setup, PBX berada dan dikelola oleh pusat penyedia layanan telepon, serta segala fitur dan panggilan telepon dikirim melalui internet. Pelanggan hanya perlu mendaftarkan diri untuk menggunakan layanan, dibandingkan harus membeli dan memelihara perangkat keras PBX yang begitu mahal. Dengan kata lain, sistem layanan telepon dipindah dari privat menjadi Central Office.

Proses kerja PBX pada server softswitch

Sebuah sistem IP PBX terdiri dari satu atau lebih telepon SIP, server IP PBX dan secara opsional VOIP gateway untuk terhubung ke jalur server, klien SIP, baik berupa software(softphone) atau perangkat keras berbasis ponsel, mendaftar ke server IP PBX,dan ketika mereka ingin membuat panggilan mereka meminta IP PBX untuk melakukan panggilan.
IP PBX memiliki daftar semua ponsel atau pengguna dan alamat sesuai dengan SIP mereka dan dengandemikian dapat menghubungkan panggilan internal atau rute panggilan eksternal baik melalui gateway VOIP atau menyedia layanan VOIP

Software Softswitch, Diagram Voip, dan Konsep Kerja PBX

Posted by : Juniar Dwi Pratiwi 0 Comments

Analisis Kebutuhan Bandwidth

Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang Analisis Kebutuhan Bandwidth dan Throughput. Mari di simak yaa...

1.    Pengertian Bandwidth
yang biasanya disebut dengan bit per second (bps) , antara server dan client dalam waktu tertentu. Bandwith dapat didefinisikan sebagai kapasitas luas atau lebar cakupan frekuensi yang dipakai oleh sinyal dalam media transmisi. Jadi dapat disimpulkan bandwith yaitu kapasitas maksimum dari suatu jalur komunikasi yang dipakai untuk mentransfer data dalam hitungan detik. Fungsi bandwidth yaitu untuk mengitung transaksi data.
Bandwidth terbagi menjadi 2, yaitu :
a.      Bandwidth digital adalah jumlah atau volume suatu data (dalam satuan bit per detik/bps)yang dapat dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi tanpa adanya distorsi dalam 1 detik. Satuannya adalah bits, Byte, Kilo, Mega, Giga.
1Byte (1B) = 8bits        
1Kilobit(1kb) = 1.000bits       
1KiloByte(1KB) = 8.000bits
1Megabit(1Mb) = 1000.000bits
1Gigabits(1Gb) = 1.000.000.000 bit
b.      Bandwidth analog merupakan perbedaan antara frekuensi terendah dan frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam satuan Hz (hertz) yang dapat menentukan banyaknya informasi yang dapat ditransmisikan dalam suatu saat. 
2.    Kebutuhan Bandwidth dalam Jaringan
Agar penggunaan bandwidth dalam jaringan lebih efektif, klien harus mengetahui kebutuhan layanan untuk dirinya, sehingga dapat menghitung atau mempekirakan total bandwidth yang dibutuhkan. Semakin besar bandwidth yang digunakan semakin besar juga pembayaran bulanan pada ISP.
3.    Analisis Kebutuhan Bandwidth
Contoh menganalisis kebutuhan bandwidth di sekolahan :
Penggunaan internet di sekolahan banyak digunakan untuk layanan web atau browsing. Layanan web membutuhkan bandwith minimal 128 kbps. Kalau di sekolah tersebut terdapat 2 Lab komputer masing-masing ruangan terdapat 40 komputer (40 x 2 = 80 komputer). Jadi, kebutuhan bandwith adalah 128 kbps x 80 = 10240 kbps atau 10 mbps.

Bandwidth Uplink dan Downlink  


Bandwidth Uplink atau Upload (Batas kecepatan upload). 

Upload merupakan sebuah proses dimana kita mengunggah atau mengirim data dari perangkat kita berupa text, pesan, gambar, video, dll ke perangkat lain menggunakan jaringan komputer/internet. Contohnya seperti ketika mengunggah sebuah foto ke Sosial Media seperti Facebook. Meskipun kita hanya mengirim sebuah pesan melalui FB, WA, BBM, dsb itu sudah disebut dengan upload.

Bandwidth Downlink atau Download (Batas kecepatan download).

Download adalah sebuah proses dimana kita mengambil/mengunduh data dari perangkat lain atau internet berupa text, pesan, gambar, video, dll ke komputer kita dengan menggunakan jaringan komputer atau internet. Browsing pun merupakan kegiatan yang disebut dengan download karena komputer atau perangkat yang sedang digunakan sudah mengambil data dari internet.

Konsep bandwidth tentunya juga mempunyai kelemahan, salah satunya adalah bandwidth tidak dapat menghitung berdasarkan kondisi jaringan yang sebenarnya.

 Pengertian Throughput 


Throughput adalah bandwidth yang sebenarnya atau aktual, diukur dengan satuan waktu tertentu dan pada kondisi jaringan tertentu yang digunakan untuk melakukan transfer file dengan ukuran tertentu juga.

Misalnya  bandwidthnya sebesar 64 kbps, lalu kita ingin mendownload file dari internet berukuran 128 kb, seharusnya file tersebut sudah sampai ke komputer kita hanya dengan waktu 2 detik (128/64), namun apa yang terjadi, file tersebut tiba di perangkat kita dalam waktu 8 detik. Jadi bandwidth yang sebenarnya adalah 128kb/8 detik = 16 kbps.

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Bandwidth dan Throughput  

  • Perangkat jaringan yang digunakan. 
  • Topologi jaringan yang digunakan. 
  • Tipe data yang ditransfer. 
  • Banyaknya pengguna jaringan. 
  • Spesifikasi komputer server. 
  • Spesifikasi komputer client/user. 
  • Induksi listrik maupun cuaca. 

Analisis Kebutuhan Bandwidth

Posted by : Juniar Dwi Pratiwi 0 Comments

- Copyright © My Blog - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -